jadi,... pernah pada suatu waktu saya sedang merasa jatuh, sehingga berpikir lama
hingga entah dari mana datangnya berpikir, ujian dan cobaan konon ada dua,
berupa kemudahan dan nikmat, juga berupa kesulitan dan kesempitan dan musibah.
ujian berupa kenikmatan adalah untuk manusia agar bersyukur dan ujian kemulitan dan musibah agar tetep mengingat Allah dan memohon bantuan Allah.
Sepertinya, kalo mendapat musibah dan kesulitan kebanyakan cerita orang-orang akan menjadi ingkar. mereka menolak bahwa ujian ini demi kebaikannya, banyak cerita mereka mendustai Allah karena itu.
kemudian saya berpikir dan merangkum hal-hal tersebut menjadi serangkaian doa,
"Ya Allah, hamba kira bila engkau berkehendak memberi hamba ujian, sesungguhnya ujian berupa nikmat dan kemudahan agar hamba bersyukur jauh lebih baik dibandingkan ujian berupa kesulitan, kesempitan dan musibah sehingga hamba menjadi ingkar."
Sempet dilafalkan beberapa hari, sampe kemaren jumat akhirnya mendapat sesuatu yang lain,
dalam khutbah itu, khatib bercerita mengenai cerita Rasulullah SAW pada sahabatnya
kira-kira begini ceritanya
"Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Bahwa ia mendengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Sungguhnya ada tiga orang Bani Israel, seorang berkulit belang, seorang berkepala botak dan yang lain matanya buta. Allah ingin menguji mereka, maka Dia mengirim malaikat. Malaikat ini mendatangi orang yang berkulit belang dan bertanya: Apa yang paling kamu sukai?
Orang itu menjawab: Warna (kulit) yang bagus, kulit yang indah dan sembuhnya penyakit yang membuat orang jijik kepadaku. Malaikat tersebut mengusap tubuhnya, maka penyakitnya sembuh dan ia diberi warna yang bagus dan kulit yang indah.
Malaikat bertanya lagi: Harta apa yang paling kamu senangi? Orang itu menjawab: Unta. Atau: Ia menjawab: Sapi. (Ishak ragu-ragu tentang itu). Lalu ia diberi unta yang hampir melahirkan lalu malaikat berkata: Semoga Allah memberkahinya untukmu.
Kemudian ia mendatangi orang yang botak lalu bertanya: Apa yang paling kamu sukai? Orang itu berkata: Rambut yang indah dan sembuhnya penyakit yang membuat orang jijik kepadaku. Malaikat mengusapnya, maka penyakitnya sembuh dan ia diberi rambut yang indah. Malaikat bertanya lagi: Harta apa yang paling kamu senangi?
ia menjawab: Sapi. Maka ia diberi sapi bunting lalu malaikat berkata: Semoga Allah memberkahinya untukmu.
Kemudian malaikat mendatangi yang buta, lalu bertanya: Apa yang paling kamu sukai? Ia menjawab: Allah mengembalikan penglihatanku, sehingga aku dapat melihat manusia. Maka Malaikat mengusapnya, sehingga penglihatannya kembali normal. Malaikat itu bertanya lagi: Harta apa yang paling kamu sukai? Ia menjawab: Kambing. Maka ia diberi kambing yang beranak.
Selanjutnya semua binatang yang diberikan itu beranak-pinak sehingga orang yang berpenyakit belang dapat mempunyai unta satu lembah, yang botak mempunyai sapi satu lembah dan yang asalnya buta memiliki kambing satu lembah. Pada suatu ketika malaikat kembali mendatangi orang yang berpenyakit belang dalam bentuk dan cara seperti ia dahulu lalu berkata: Aku orang miskin yang telah terputus seluruh sumber rezeki dalam perjalananku, maka pada hari ini tidak ada lagi pengharapan, kecuali kepada Allah dan kamu. Demi Tuhan yang telah menganugerahimu warna yang bagus, kulit yang indah serta harta benda, aku minta seekor unta untuk membantuku dalam perjalanan.
Orang itu berkata: Masih banyak sekali hak-hak yang harus kupenuhi. Maka malaikat itu berkata kepadanya: Aku seperti mengenal kamu, bukankah kamu yang dahulu berpenyakit kulit belang yang manusia jijik kepadamu, serta yang dahulu fakir lalu diberi harta oleh Allah? Orang itu berkata: Aku mewarisi harta ini secara turun-temurun. Malaikat berkata: Kalau kamu berdusta, semoga Allah menjadikan kamu seperti dahulu lagi.
Setelah itu malaikat tadi mendatangi orang yang dahulu botak dalam bentuknya seperti dahulu lalu berkata kepadanya seperti apa yang dikatakannya kepada orang yang berkulit belang, dan orang itu menjawabnya seperti jawaban orang yang belang tadi. Maka malaikat berkata: Jika kamu berdusta, semoga Allah menjadikan kamu seperti dahulu lagi.
Kemudian sesudah itu malaikat mendatangi orang yang dahulu buta dalam bentuk dan cara seperti dahulu lalu berkata: Aku orang miskin yang mengembara dan telah terputus seluruh sumber rezeki dalam perjalananku, maka pada hari ini tidak ada lagi pengharapan, kecuali kepada Allah dan kamu. Demi Tuhan yang telah memulihkan penglihatanmu, aku minta seekot kambing untuk membantuku dalam perjalanan. Orang itu berkata: Dahulu aku buta, lalu Allah memulihkan penglihatanku, maka ambillah apa yang kamu inginkan dan tinggalkanlah apa yang tidak kamu inginkan. Demi Allah aku tidak akan membebani kamu untuk mengembalikan sesuatu yang telah kamu ambil untuk Allah. Maka malaikat berkata: Peganglah hartamu itu semua, karena kamu sekalian hanya sekedar diuji, kamu telah diridai Tuhan, sedangkan kedua sahabatmu telah dimurkai Allah.” (HR. Bukhari & Muslim)"
trus kenapa?
intinya di riwayat itu ada nasehat,
1. Harta merupakan ujian dan cobaan dari Allah SWT, baik sedikit maupun banyak,
2. Jadilah manusia yang bersyukur akan nikmat Allah Ta’aala, karena siapapun yang kufur akan nikmat Allah Ta’aala maka azablah yang ia terima.
3. Berkatalah dengan perkataan yang benar, dan janganlah berdusta, karena kedustaan hanya menjerumuskan manusia pada kerusakan dan kehinaan.
4. Jadilah orang yang dermawan, karena tidak sedikit orang-orang yang kikir akan hartanya, dan merasa kalau hartanya akan mengekalkannya, maka Allah hancurkan hidupnya di dunia ini dan kelak di akhirat termasuk orang yang merugi.
dan diakhir khutbahnya, khatib berkata-kata yang membuat saya sangat terhenyak dan tertegun,
"ujian nikmat itu jauh lebih berbahaya dari ujian kesempitan, karena kita akan sangat mudah lalai, lalai berdoa, lalai bersyukur kemudian karena bisnis lancar merasa sibuk akhirnya melalaikan shalat! dan kemudian menjadi ingkar!!"
Astaghfirullah! seketika mulut ini menganga tersadar dan terkejut dengan hal ini, astaghfirullah... doa saya beberapa hari ini salah, pekik saya dalam hati!!
saya diam lama... kemudian saya akhirnya sadar, ujian Allah, yang manapun yang Dia kehendaki, adalah hal yang diluar pengetahuan manusia. namun satu janji Allah yang pasti, Dia memberikan ujian yang sebanding dengan kemampuan hambaNya. jadi, mohonkanlah kekuatan ketika tengah diberi ujian, agar sanggup segera melewatinya.
alhamdulillah, terima kasih ya Allah saya sudah diingatkan,... terima kasih... terima kasih, alhamdulillah... subhanallah!!