Minggu, 14 April 2013

Kau bilang

Engkau bilang aku realistis.
Tapi aku rasa kau jauh lebih realistis dariku.

Kau memikirkan ketidakpastian masa depan, sedangkan aku selalu berpegang pada mimpiku memilikimu.

Kau mengkhawatirkan waktu yang bisa saja habis dan terhenti diantara kita,
tapi aku masih berpegang pada mimpiku.

Aku rasa aku yang tidak realistis, aku hanya berpegang pada mimpiku dan lalu mengusahakan untuk mewujudkannya.

Tanpa berpikir kejadian lain yang mungkin terjadi.
Pada hambatan yang mungkin muncul.
Atau pada takdir yang mungkin telah ditetapkan lain.

Tapi aku menyukai kondisi ketidakrealistisanku, karena kau adalah mimpiku.
Aku menyukai ketidakrealistisanku untuk ini.