Aku, kami, dia, atau mereka?
Organisasi adalah sekumpulan orang yang memiliki tujuan sama dan mengadakan kerja sama demi tercapainya tujuan tersebut. Saya rasa kita semua paham dengan definisi ini, saya melihat ada tiga poin penting dalam pengertian ini,sekumpulan orang (berarti lebih dari satu) tujuan sama dan kerjasama.
Tujuan yang sama, ketika mengartikan tujuan, biasanya kita akan mengenal aim dan objective. Aim adalah tujuan jangka panjang dan objective adalah penjabaran-penjabaran raihan agar aim tercapai. Disini, berarti dalam satu organisasi dengan tujuan besar dan tujuan-tujuan yang mendukung tujuan tersebut. Agar semua objective dan aim tercapai, maka diperlukan kerjasama.
Kita tentu paham bahwa kerjasama adalah suatu team work, kerja bersama, bukan kerja perorangan bukan kerja individual, tapi bersama dengan pembagian kerja spesifik. Dengan hal itu, tiap-tiap manusia di dalam organisasi memiliki peran dan jatah kerja agar aim dan objective tercapai.
Ketika suatu keberhasilan dalam suatu organisasi tercapai (entah aim atau objective), apakah yang akan terbersit disini? Hasil siapakah ini? Seharusnya, seharusnya, ini adalah pencapaian oleh manusia-manusia yang ada di dalam organisasi tersebut. Milik semuanya. Selayaknya, tidak ada ucapan “ini hasil karya saya sendiri” atau[un ucapan “ini karya dia”. Namun, mau diakui ataupun tidak, terkadang dalam hati harus keluar kata-kata ini.
Karyaku, karya kami, karya dia, karya mereka? Apa bedanya? Jelas berbeda.
Dalam bekerjasama, kadang akan muncul hanya satu atau beberapa orang yang dominan di pekerjaan itu, bukan karena dia pemimpinnya, seringkali karena ada oknum-oknum yang tidak bekerja dengan semestinya, menelantarkan pekerjaan dan meninggalkan kewajiban dan tanggungjawabnya. Dan selalu ada orang yang membackup tugas tersebut sehingga pekerjaan itu terselesaikan. Apakah ini hal yang baik? Sesungguhnya ini adalah hal yang menyedihkan, mengenaskan. Betapa tidak, ada yang dengan seenak hati melempar tanggungjawabnya agar dipikul oleh orang lain sehingga memikul 2 kali lipat beban sementara dia melenggang dengan seenaknya.
Mungkin, mungkin, pekerjaan akan terselesaikan, dan saat itulah akan muncul pikiran “ini karya saya”. Dan apa yang dikatakan oleh yang satunya? Biasanya, akan berkata “ini karya kami” seolah dia terlibat didalamnya.
Sungguh miris melihat ini. Tegakah melihat teman kita kelimpungan kesana kemari mengerjakan tugas yang seharusnya kita kerjakan? Tegakah saat nilai teman anjlok karena pekerjaan yang seharusnya kita kerjakan? Tegakah saat teman kita harus menangis karena tak kuasa dalam usahanya sementara kita dalam kenyamanan? Tegakah saat teman kita harus mempertanggungjawabkan hal yang seharusnya menjadi tanggungjawab kita?
Sungguh, saat itu yang terjadi bukan acuh, tapi kita tengah menyakiti teman. Apapun alasannya, kita telah membagi tugas dan kewajiban, kalo memang tak sanggup, katakan sedari awal, tolak sedari awal! Kalo memang mampu, kerjakan! Kalo terhambat, usahakan!
Dan bila kesuksesan organisasi menghampiri, apakah kita akan dengan bangga berkata “ini karya kami”???? sementara tak ada campur tangan kita di dalamnya???
Kawan, saya tidak ada niatan menghakimi, ini hanyalah renungan kita mengenai kerjasama, kita harus mengusahakannya bersama, kita ikut bekerja, bukan hanya dia saja yang bekerja, bukan hanya mereka saja yang bekerja, tapi kita yang bekerja, kami semua yang bekerja, agar nanti kita akan dengan lantang berkata “INI KARYA KAMI!!!”